Tags

, , , , , ,

Ini pengalaman pertama saya menjadi seorang Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) pada program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di IAIN Bengkulu semenjak bergabung di IAIN Bengkulu padat tahun 2015. Program KKN Luar Negeri tahun ini ini berlangsung selama hampir 1 bulan di wilayah Malaysia Utara. Fokus pada kegiatan kali ini adalah pengabdian pada masyarakat Indonesia yang berada di Malaysia, khususnya bagian utara. Dalam menjalankan program ini, IAIN Bengkulu di bantu sepenuhnya oleh Perhimpunan Masyarakat Indonesia (PERMAI) Utara Malaysia. Dalam prakteknya, mahasiswa- mahasiswi terbagi dalam 3 kelompok yang masing-masing mempunyai fungsi pokok dan tanggung jawab yang berbeda, serta tempat yang saling berjauhan satu sama lain. Kelompok 1, kami sebut Bengkulu Tahfidz, bertempat di Ma’had Tahfidz puteri Al Wafa Lilbanat yang terletak di daerah Kulim, Kedah, Malaysia Utara. Di kelompok ini, mahasiswa melaksanakan pengabdian di pondok pesantren tahfidz yang dikelola oleh Ustadz Zaki, yang berasal dari Indonesia, namun memiliki santri yang hampir keseluruhan warga negara Malaysia. Dalam program ini, mereka membantu para ustadz dan ustadzah dalam menjalankan program di pondok pesantren tersebut. Kelompok ke 2 kami tugaskan di daerah Limau Manis, Seberang Perai, Malaysia Utara dengan program membuat gerakan Bengkulu mengajar dan menargetkan anak-anak dari Masyarakat Indonesia yang bekerja diMalaysia untuk menjadi muridnya. Problem yang mereka dapatkan didaerah ini adalah belum adanya kegiatan pembelajaran Al Qur’an rutin didaerah tersebut, sehingga anak-anak didaerah ini tidak mendapatkan pendidikan baca tulis AL Qur’an dengan baik, selayaknya anak-anak di Indonesia yang pada umumnya mengaji di masjid atau Musolla disekitar rumahnya. Beberapa hal menarik dari program ini adalah ketika para mahasiswa kami harus mengetok dari rumah kerumah, menawarkan agar anak-anak mereka dapat bergabung pada program Bengkulu mengajar yang terpusat di surau daerah Limau Manis, sehingga semakin hari murid yang datang semakin bertambah. Kelompok ke 3 ditugaskan di Perusahaan Pengolahan sampah diWilayah Penang yang dikelola Bapak Khozaeni Ahmad, pengusaha asal Indonesia yang sudah menetap di Malaysia selama 17 tahun. Di sini mereka bergabung dan berinteraksi langsung dengan kebanyakan masyarakat Indonesia yang bekerja disana. Bahkan para peserta KKN IAIN Bengkulu setiap hari selalu bersemangat bergabung dengan pekerja lain untuk menaiki truck-truck pengolahan sampah yang dumulai setelah Subuh hingga malam demi mendapatkan data terkait dengan laporan kegiatan pengabdian masyarakat yang mereka laksanakan. Alhamdulillah sambutan yang kami dapatkan sungguh positif dan bisa dikatakan sejauh ini program-program tersebut berjalan dengan lancar hingga waktu yang ditargetkan. Pada tanggal 13 Agustus, mereka kembali berkumpul untuk menjalankan program bersama yang bertempat di Center PERMAI Utara Malaysia, didaerah Komplek Bukit Jambul, Penang. Program yang dimaksud adalah seminar gratis ini diselenggarakan oleh mahasiswa KKN Luar Negeri IAIN Bengkulu 2017, bekerjasama dengan Perhimpunan Masyarakat Indonesia (PERMAI) Utara Malaysia. Dengan bangganya saya mengatakan bahwa mahasiswa IAIN Bengkulu sudah “berani tampil” dikancah internasional dan tidak hanya jago kandang. Ini semua berkat kerja keras mereka selama ini dan nyatanya, ini hanya sebagian kecil dari keseluruhan program yang sudah, sedang dan akan mereka lakukan hingga tanggal 23 Agustus. Dimana posisi saya?? Fungsi saya dikeseluruhan program hanya mengarahkan, memberi masukan dan mengevaluasi program kerja mereka, tanpa harus turun langsung dalam kegiatan ini apalagi sampai mencantumkan nama saya di poster. Sebagai Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), saya tidak perlu “mengeksiskan diri”, saya akan lebih bangga ketika mahasiswa saya dapat melakukan pencapaian yang belum tentu mahasiswa lain bisa. Untuk kegiatan ini, mulai dari MC, pembawa acara, pemateri, penyambut tamu, bagian konsumsi, mereka berusaha semaksimal mungkin untuk melaksanakannya sesuai dengan batas kapasitas mereka. Sekali lagi, ini terlaksana bukan hanya karena kecerdasan, tapi juga karena tekad dan kerja keras, and THEY DID IT!!!

Setelah beberapa hari mereka kembali terpisah dan fokus pada program kelompoknya masing-masing, mereka dapat berkumpul kembali pada tanggal 17 Agustus 2017, untuk melaksanakan upacara Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang bertempat di Konsulat Jenderal Republik Indonesia untuk Malaysia Utara yang terletak di Penang. Dengan menggunakan baju batik basurek khas Bengkulu yang sengaja mereka buat sebelum keberangkatan, para peserta KKN Luar negeri IAIN Bengkulu 2017 terlihat sangat antusias mengikuti seluruh rangkaian kegiatan di KJRI, seperti beberapa perlombaan, hiburan dan juga salah satu peserta mendapatkan potongan nasi tumpeng dari Bapak Konjen RI untuk Malaysia Utara sebagai ucapan terima kasih atas bantuan mahasiswa IAIN Bengkulu dalam melaksanakan pengabdia masyarakat yang beliau nilai itu sangat bermanfaat bagi msyarakat dan membantu program Konsulat. Bagi saya, program ini terlaksana bukan hanya karena sebagai kewajiban mahasiswa untuk melengkapi “4 sks nya” sebelum lulus, tapi juga sebagai sarana diplomasi dan jembatan kerjasama antar bangsa Indonesia dan Malaysia. Inilah yang dimaksud para pejuang terdahulu, agar generasi setelah mereka dapat mengisi kemerdekaan yang mereka dulu pertahankan dengan darah. Mereka ingin generasi penerusnya dapat berbuat sesuatu hal baik sebagai warga negara untuk Bangsanya, meski itu hanya sekedar hal kecil. Sekali lagi saya ucapkan, Dirgahayu Negeriku, Jayalah Bangsaku. Salam kemerdekaan dari Malaysia dan kali ini kami berkesempatan menyampaikan secercah harapan dari dari saudara-saudara sebangsa setanah air Indonesia dinegeri jiran.

Well Done Ladies and Gentlemen….

Respect
Muhammad Arif Rahman Hakim
#KKNLNIAINBengkulu2017